Thursday, January 12, 2012

Masihkah Menunda Pernikahan?






Jika kita perhatikan kondisi pergaulan pemuda dan pemudi hari ini, sebagian besar banyak yang memutuskan untuk menunda pernikahan mereka dengan berbagai alasan. Terutama bagi laki laki, banyak yang menunggu kehidupannya mapan dulu baru merencanakan pernikahan karena merasa jika menikah terlalu dini khawatir tak mampu memberikan kehidupan yang baik pada keluarganya kelak. Biasanya rencana mereka adalah selesaikan kuliah dulu, kemudian cari kerja dan berkarier di perusahaan kira kira 3-5 tahun, kemudian pelan-pelan mengumpulkan biaya untuk modal nikah dan berumah tangga. Sehingga sebagian besar menikah diatas usia 25 tahun, bahkan ada yang sampai diatas usia 30 tahun baru mulai merencanakan pernikahan. Dan pemahaman seperti ini sudah umum dimasyarakat kita.

“Wahai generasi muda! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud).

Kata “mampu” pada hadits di atas bukanlah berarti harus mapan. Penekanan kata mampu pada hadits tersebut adalah kesiapan dengan penuh tanggung jawab untuk memikul beban berumah tangga, siap secara konsisten berikhtiar dalam memenuhi kewajiban dalam mensejahterakan keluarga. Tidak ada keharusan harus memiliki penghasilan tetap, menduduki posisi yang bagus di perusahaan, bergaji besar, punya rumah, kendaraan dan seterusnya.

Jika kita mau jujur, persepsi yang terpatri dalam benak sebagian pemuda kita hari ini adalah ukuran ukuran duniawi, yang akhirnya menyulitkan langkah mereka sendiri menuju indahnya pernikahan, sehingga tidak jarang mereka tanpa sadar telah membiarkan mata, telinga dan kemaluan mereka tidak terpelihara.

Lebih menyedihkan lagi, persepsi ini juga masih menjadi sistem dalam pemikiran sebagian dari para pemuda yang notabene saat ini telah bertekat menginfakkan harta dan jiwanya di jalan dakwah. Alasan apalagi kah kiranya yang membuat saudara saudara lelakiku sehingga masih menunda pernikahan? Sementara jumlah akhwat yang semakin cemas dengan usia mereka terus semakin panjang deretannya.

Thursday, January 5, 2012

Filosofi Mendalam Tembang Lir-Ilir Sunan Kalijaga


Lir-Ilir
by Sunan Kalijaga

Lir-ilir, lir-ilir
Tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo
Tak sengguh temanten anyar


Cah angon, cah angon
Penekno belimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekna
Kanggo mbasuh dodod iro


Dodod iro, dodod iro
Kumitir bedhah ing pinggir
Dondomono, jlumatono
Kanggo sebo mengko sore


Mumpung padhang rembulane
Mumpung jembar kalangane


Yo surak ’a, surak “hiyoo”

Makna :


Lir ilir... lir ilir... tandure wus sumilir :

Sayup-sayup bangun (dari tidur), tanaman-tanaman sudah mulai bersemi,

Wednesday, January 4, 2012

Tersenyumlah di Jalan Dakwah Ini..!!!

Nada dering Handphoneku berbunyi. Sebuah SMS dari seorang sahabat.

“Saat senyuman tak terbalas, maka Allah telah menghitung manis senyummu. Saat sapamu tidak terjawab, Allah takkan lupa atas apa yang kau katakan. Saat ajakanmu dalam kebaikan tidak terpenuhi, lelahmu akan menjadi hiasan di tamanNya. Saat engkau menangis atas perihnya perjuanganmu, Allah tak lalai menghitung setiap tetes air matamu. Saat mereka meninggalkanmu, Allah akan selalu ada bersamamu! Jangan hanya mengharapkan perubahan dalam dakwah ini, Akh! Fikirkanlah tentang KONTRIBUSI yang dapat kita berikan. Semoga Allah senantiasa mencintaimu.”

Subhanallah. Hatiku bergetar membacanya. Memang, jalan dakwah adalah panjang, berliku, menanjak, dan penuh onak duri. Seperti itulah dakwah. Namun ketika kita ikhlas menjalaninya, dakwah itu akan menjadi indah. Meminjam ucapan Ustadz Rahmat Abdullah, “Seperti itulah dakwah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan menarik seluruh potensi yang ada pada dirimu. Mulai dari tidurmu, sadarmu, mimpimu, gerakmu, jalanmu, bahkan diammu untuknya.”

Meniti langkah di jalan dakwah tidaklah mudah. Tidak juga sulit. Tidak mudah, karena jalan dakwah ini hanya sedikit orang yang memilihnya.

Tuesday, January 3, 2012

Nasihat Nabi s.a.w kepada Ali r.a



 Wahai Ali, bagi orang ‘ALIM itu ada 3 tanda-tandanya:
1) Jujur dalam berkata-kata.
2) Menjauhi segala yang haram.
3) Merendahkan diri.

Wahai Ali, bagi orang yang JUJUR itu ada 3 tanda-tandanya:
1) Merahsiakan ibadahnya
2) Merahsiakan sedekahnya.
3) Merahsiakan ujian yang menimpanya.

Wahai Ali, bagi orang yang TAKWA itu ada 3 tanda-tandanya:
1) Takut berlaku dusta dan keji.
2) Menjauhi kejahatan.
3) Memohon yang halal kerana takut jatuh dalam keharaman.

Wahai Ali, bagi AHLI IBADAH itu ada 3 tanda-tandanya:
1) Mengawasi dirinya.
2) Menghisab dirinya.
3) Memperbanyakkan ibadah kepada Allah s.w.t.

Semoga diberi taufiq dan hidayah untuk kita memiliki kesemua sifat-sifat tersebut amiin…

sumber

(JORDAN) Belajar Tahsin & Tajwid with Ust Usamah

Sebenarnya kegiatan inilah tujuan utama kita pergi ke Yordan. Belajar tahfidz dan tajwid dengan Syekh yang bacaan nya sudah muthqin ( Mantep ) dan sudah memiliki sanad bacaan dan hafalan. Disini kita diajar oleh Ust Usamah. Beliau juga sedang belajar S3 Tafsir di salah satu Universitas disini. Beliau umurnya 28 tahun ( udah muda, suaranya enak, trus ganteng lagi. haaha..). Beliau juga sebagai Imam Masjid di Jami' Al Hidayah. Jami' Al Hidayah adalah masjid tempat belajar kami. Kami belajar dengan beliau waktunya antara Ashar dan Maghrib. Tapi kadang2 sampe setelah Isya. 

Kami berangkat dari syaqqoh ( rumah ) sebelum Ashar dan baliknya baru setelah sholat maghrib atau Isya. Biasanya sebelum belajar Syekh Usamah menyediakan teh hangat dan kue2 soalnya dingin banget suhunya disana. Kami memulai belajar dengan membaca kitab Ath-Thibyan karangan Imam Nawawi Rahimahullah. Lalu dilanjutkan dengan membaca bersama, tetapi dicontohkan terlebih dahulu oleh Syekhnya. Setelah itu baru kita masing2 / sendiri2 menyetorkan bacaan kita dan disimak oleh Syekhnya. Nih foto2nya...
Ini difoto sama ane setelah selesai nyetorin bacaan. Jadi klo gak ada foto nya ya wajarin aja soalnya ane yang motoin.

B1.1 Ni si umar lagi nyetorin bacaan. Liat Ekspresinya dah...

Monday, January 2, 2012

(JORDAN) Dokumentasi Rihlah 1

Rihlah kita yang pertama.di Jordan, ane, bintang, umar, salsa, rifqoh, ditemani oleh mbak ria dan guru kita syekh mahmud..

Kita ziarah ke makam sahabat Rasul, Abu Ubaidillah ibn Jarrah, Dhirar ibn Al Azwar, Syarahbil ibn Hasnah, Amir ibn Abi Waqqash ( adik Sa'ad ibn Abi Waqqash ), Muadz ibn Jabal dan anaknya Abdurrahman bin Muadz ibn Jabal. Lalu mampir dulu ke kebun jeruk kalamantina ( katanya ni jeruk dari kalimantan lho...). Terus berlanjut ke Benteng peninggalan romawi di daerah Jerasy.



R1.1 Suasana di mobil. Sebelah ane namanya Mu'adz. Temennya Syekh Mahmud.
Udah tunangan die....

R1.2 Ini pas lagi istirahat + sarapan di perjalanan.

R1.3 Istirahat sekalian poto2 juga...

R1.4 Lagi di makam sahabat Rasul SAW, Dhirar ibn Azwar. Salah satu sahabat yang meninggal ketika terjadi wabah besar Tha'un pada tahun ke 18 setelah hijrah.