Sunday, March 29, 2015

Belajar Menjadi Guru Yang Baik


ketika mengisi pelatihan Menjadi Remaja Tangguh
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikanku banyak nikmat yang tidak bisa aku menghitungnya. Sampai hari ini aku masih beriman, masih sehat, masih punya uang, orang tuaku sehat semua, dan masih banyak lagi nikmat-Mu yang lain yang tidak bisa kusebutkan disini. Bahkan mungkin malah tidak akan muat bila itu kutuliskan disini karena saking banyaknya.
Alhamdulillah, aku sangat bersyukur padaMu Ya Allah. Aku selalu berdo’a apa yang Engkau berikan padaku hari ini selalu ada padaku, menaungiku hingga nanti Engkau mengambil nyawaku Ya Allah. Aamiin.



Pada hari ini, tepat satu semester/6 bulan sudah aku menjadi pengajar, pendidik, guru di SMPIT Permata Bunda, Bandar Lampung. Di sana aku menjadi guru mata pelajaran Tahsin dan Tahfidz Al Qur’an. Ya, mungkin memang begitulah jalan hidupku, berliku-liku dan berkelok-kelok. Dimulai dari TK sampai SMA aku selalu disekolahkan di tempat yang islami. Lalu agak ‘berbelok’ ketika aku melanjutkan kuliah di Jurusan Teknik Elektro Unila, kampus negeri di bumi Lampung. Tapi ternyata itu tidaklah lama, karena di akhir masa studiku disana aku bisa kembali lagi ke tempat yang ‘islami’ karena aku mendapatkan kesempatan mengajar di SMPIT Permata Bunda, Bandar Lampung. Ya walaupun ketika aku di kampus, suasana islami masih tetap kurasakan karena aku ikut dengan tarbiyah dan sampai saat ini masih berkecimpung dengan aktifitas tarbiyah di Kampus.

Mungkin agak mengherankan bagi kalian karena seorang mahasiswa Teknik Elektro menjadi Guru Tahsin Tahfidz di SMPIT, ya tapi itulah yang terjadi sekarang padaku. Banyak pelajaran yang bisa kuambil dari pengalaman 1 semester aku mengajar disana, mulai dari cara berinteraksi dengan anak-anak, bagaimana memarahi, bagaimana menyemangati, bagaimana menegur, dan yang lainnya. Disana juga aku mulai belajar membuat RPP, belajar membuat target, dan belajar merasakan dunia anak-anak. Serta disana aku menimba ilmu dari guru-guru hebat, Miss Desma, Pak Novian, Ust satrio, Mr Yusfik, Ust Latif, Ust Mushoddiq, Pak Endin dan guru-guru lainnya yang tidak bisa kusebutkan satu persatu.

tilawah bersama anak-anak kamar Abdurrahman
Yah, aku menyadari bahwa selama aku mengajar disana gaya mengajarku memang belum bisa dibilang baik. Masih belum bisa berdisiplin, masih terkadang semena-mena, dan yang paling sering terjadi adalah terlupa dengan apa yang menjadi visi dan misiku mengajar anak-anak disana. Aku berharap semoga Allah mengampuni kesalahan-kesalahanku itu dan terus membimbingku untuk terus istiqomah belajar menjadi guru yang hebat disana.

Ingin aku becerita tentang karakter anak-anak muridku disana yang sangat super. Mereka lah yang membuat kehidupanku terasa lebih ‘ramai’ dari sebelumnya. Setiap hari mereka bisa membuatku tersenyum, tertawa, aneh, kesal, bahkan marah atas kelakuan-kelakuan mereka. Ya tapi itulah yang namanya anak-anak, masih dalam proses belajar. Aku saja yang jadi guru masih belajar, apalagi mereka bukan? Mungkin nanti di tulisan berikutnya bisa kutulis tentang karakter anak-anakku disana. Insya Allah.


Belajar dulu, belajar lagi, berlajar terus. 
kiri-kanan ; pak hanif, pak endin, ane, miss ty, miss ita
(bersama teman2 guru ketika MOS)

ternyata gurunya juga ikut lomba melukis lho..
foto-foto setelah belajar tahsin